TENGGARONG – Peristiwa bencana alam terjadi di Kabupaten Kutai Kartanegara dalam kurun waktu setahun terakhir. Masyarakat mengalami empat jenis bencana alam, yaitu kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), tanah longsor, kekeringan, dan banjir.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kukar memberikan perhatian serius terhadap sejumlah bencana ini dan terus melakukan pemantauan.
“BPBD Kukar menaruh atensi besar dan akan terus melakukan pemantauan terhadap kejadian-kejadian bencana tersebut dengan harapan agar kejadian yang sama tidak terulang lagi di semua wilayah di Kukar,” kata Kepala BPBD Kukar, Setianto Nugroho Aji, didampingi Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan Edi Haryadi.
Berdasarkan pemantauan BPBD Kukar, beberapa kejadian bencana alam terjadi, dengan yang terbaru pada 27-28 Mei akhir bulan lalu. Banjir melanda Kelurahan Sungai Seluang, Kecamatan Samboja. Selain itu, terjadi tanah longsor di Kelurahan Amborawang Darat, Kecamatan Samboja Barat, yang mengakibatkan sebuah rumah rusak berat serta tanah longsor di sisi jalan umum yang menghubungkan Kecamatan Sanga-Sanga ke Kecamatan Muara Jawa.
Faktor penyebab bencana ini adalah curah hujan yang cukup tinggi. Namun, faktor lain seperti drainase dan aktivitas perusahaan tambang juga berpengaruh besar, mengingat lokasi bencana berada dekat dengan wilayah perusahaan tambang,” papar Setianto.
Dari hasil pemantauan, dapat disimpulkan bahwa aktivitas pertambangan berpotensi besar terhadap terjadinya bencana longsor, banjir, bahkan banjir bandang. Bencana alam yang terjadi ini mengakibatkan korban harta, jiwa, serta gangguan pada kehidupan dan penghidupan. Oleh karena itu, perlu adanya upaya untuk meminimalisir kejadian bencana tersebut.
“Untuk itu, BPBD Kukar menghimbau pihak perusahaan yang bersangkutan agar dapat menginformasikan kepada masyarakat sekitar dan pihak terkait, khususnya BPBD, mengenai antisipasi dan mitigasi penanganan potensi bencana di wilayah aktivitasnya,” tegasnya.
(29/05/2024), Adie