Musim kemarau adalah periode yang rentan terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Untuk mengantisipasi dan mengurangi risiko tersebut, Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur (Dinas Kehutanan Prov. Kaltim) mengadakan acara Gladi Posko Karhutla 2023 di Bukit Bengkirai, Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara. Acara dibuka oleh Wakil Gubernur Kalimantan Timur H. Hadi Mulyadi, S.Si., M.Si. dan dilaksanakan selama empat hari, mulai dari tanggal 31 Juli hingga 3 Agustus 2023. Para peserta yang terlibat dalam gladi posko ini adalah KPHP (Kawasan Hutan Produksi) dari berbagai wilayah Kalimantan Timur, MPA (Masyarakat Peduli Api), perusahaan-perusahaan terkait, dan instansi pemerintah di wilayah tersebut.
Tujuan utama dari Gladi Posko Karhutla ini adalah untuk menguji kesiapan dan koordinasi seluruh pihak terkait dalam menghadapi potensi kebakaran hutan dan lahan. Diharapkan, dengan adanya gladi posko ini, peserta dapat meningkatkan kemampuan, kerjasama, serta respon cepat dalam menanggulangi kebakaran hutan dan lahan, sebagai langkah antisipasi menghadapi musim kemarau yang diperkirakan akan berlangsung selama bulan Agustus hingga September 2023.
Gladi Posko Karhutla ini berjalan dengan lancar. Seluruh peserta dari KPHP, MPA, perusahaan, dan instansi pemerintah di Provinsi Kalimantan Timur berpartisipasi aktif dalam simulasi penanggulangan karhutla dan menunjukkan kerjasama yang baik dalam menghadapi potensi bencana kebakaran hutan dan lahan. Melalui gladi posko ini, diharapkan para peserta dapat lebih siap dan sigap dalam menghadapi musim kemarau yang berdampak pada peningkatan risiko karhutla di wilayah ini.
Gladi Posko Karhutla 2023 ini menegaskan pentingnya persiapan dan koordinasi dalam menghadapi musim kemarau yang rentan terhadap kebakaran hutan dan lahan. Kolaborasi antara berbagai pihak, termasuk KPHP, MPA, perusahaan, dan instansi pemerintah, akan menjadi kunci dalam penanggulangan karhutla yang efektif. Semoga kegiatan seperti ini terus dilakukan secara berkala untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan mengurangi risiko bencana karhutla di wilayah Kalimantan Timur.