Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara, melalui kegiatan Koordinasi Penanganan Pascabencana Kabupaten/Kota, telah melakukan analisis potensi longsor dengan melibatkan Laboratorium Geofisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Mulawarman di Desa Purwajaya, Kecamatan Loa Janan, Kabupaten Kutai Kartanegara Km. 5 Samarinda – Balikpapan, pada hari Minggu.
Camat Loa Janan, Drs. Hery Rusnadi, melayangkan surat kepada BPBD Kutai Kartanegara untuk menindaklanjuti permohonan dari Kepala Desa Purwajaya terkait bencana tanah longsor yang terjadi pada tanggal 12 Juli 2024 lalu. BPBD, yang dikoordinasi oleh Muhlis, S.H., selaku Kepala Seksi Rekonstruksi, berkolaborasi dengan akademisi dari Universitas Mulawarman, khususnya Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) yang diketuai oleh Idris Mandang.
Dari hasil analisis data awal, ditemukan bahwa potensi longsor ditandai oleh adanya retakan permukaan yang menunjukkan pergerakan tanah di lokasi survei. Idris menambahkan bahwa retakan tersebut akan menjadi jalur infiltrasi air hujan atau air permukaan yang masuk ke dalam tanah, sehingga meningkatkan tekanan air pori dalam tanah dan memicu terjadinya longsor.
Penanganan sementara dapat dilakukan dengan meminimalisir air permukaan di sekitar area longsoran dan menutup lapisan retakan tanah. Selain itu, juga bisa dibuat konstruksi dinding penahan atau retaining wall, serta konstruksi soil nailing (pasak tanah) sebagai solusi penanganan permanen.
“Data yang disajikan belum cukup. Diperlukan studi komprehensif berupa data topografi, geologi, dan geoteknik untuk menentukan kelayakan lahan atau konstruksi penanganan, serta assessment mitigasi yang lebih akurat,” ujarnya.